Sabtu, 24 November 2012

Cerpen Remaja



Kembalinya Cinta Sejatiku
Kisah ini berawal ketika aku melihat sebuah foto kakak kelasku di sebuah jejaring sosial. “sebut saja mereka (Trio)” yang berfoto dengan seorang cowok yang wajahnya sangat asing bagiku, karena tak pernah aku jumpai sebelumnya. Entah mengapa aku sangat ingin mengetahui siapa cowok yang berada pada foto itu. Setiap aku membuka akun facebookku tak pernah lupa aku untuk melihat foto itu, yah walaupun harus susah payah buka fb orang, tapi apapun akan kulakukan untuk melihat wajahnya (hehehehehe).
Suatu ketika aku baru sadar kalau foto itu sudah di tandai, jadi aku bisa tau  fbnya Mr. X, ternyata namanya itu Rian dan langsung saja aku add  Fbnya (kenapa ng nyadar dari kemarin kemarin yah,,hhaha) . Selang beberapa waktu aku bisa telusuri cowok itu dan ternyata dia adalah kakak kelasku juga.Karena keingin tahuanku untuk mengenalnya jadi aku beranikan diri untuk nanya nomor hpnya ke kakak kelas yang aku kenal. Bertanya  ke satu teman ke teman yang lain,ke satu kakak kelas ke kakak kelas yang lain tidak ada yang punya nomor hp Mr.X , sampai akhirnya (jreng jreng,,,,) dengan rayuan gombal ala saya, aku bisa bujuk salah satu kakak kelasku untuk membantuku mencari nomor hp kakak itu (alhamdulillah ea sesuatu banget..). Beberapa menit kemudian ada sms masuk ,ternyata No.Hp Kak.Rian,  aku bahagia, akhirnya dapat juga  nomor ini, 12 dijit angka saja sangat susah mencarinya.





Setelah dapat nomor hp nya, aku fikir fikir lagi , sms atau tidak yah..kalau sms aku nanti sms apa jadi bingung dan bimbang rasanya. Akhirnya aku putuskan untuk sms kakak itu. “Ma’af nich bener ng yach no kak. Rian anak kelas 12 IA” kalau tidak salah sih gitu sms pertamaku  ke kak. Rian. Selang beberapa waktu aku semakin akrab dengan kakak ini. Beberapa kali kami mengadakan janji untuk bertemu karena memang kami berdua tidak pernah bertemu sebelumnya namun janji itu selalu gagal . sampai pada suatu hari akhirnya aku bisa  bertemu dengan kak.Rian. dia mengajakku untuk pergi jalan jalan Entah mengapa aku merasa sudah sangat dekat dengan kakak ini sehingga aku mudah akrab dengannya . kesan pertama bertemu kak. Rian membuatku merasa sangat menyukainya dan merindukannya walaupun hanya satu hari tidak bertemu.
Itu sekilas cerita tentang perkenalanku dengan Kak Rian. Tidak lama setelah kami bertemu, kami memutuskan untuk menjalin hubungan. Betapa bahagianya aku karena bisa memilikinya, satu detik bersamanya sudah merupakan suatu anugrah terindah apalagi bisa menjadi orang yang disayanginya.
            Kami berdua sepakat untuk menjalin hubungan dengan diam diam, karena memang aku akui banyak faktor yang membuat kami berfikir dua kali untuk berpacaran secara terang terangan, salah satunya yaitu karena Kak. Rosyid banyak yang suka, dia takutnya nanti aku bisa terkena teror kalau ketahuan pacaran sama dia . sebenarnya aku bingung kenapa dia suka sama aku ya? Karena kalau difikir-fikir aku itu tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan anak anak yang suka sama dia. Tapi, ng papalah aku malah bersyukur hhahaha,yang penting aku tulus menyayanginya.
            Hari demi hari aku jalani hubungan  bersamanya dan akupun sedikit demi sdikit mengetahui bagaimana dia sebenarnya. Dia adalah cowok yang sangat sederhana walaupun bisa dibilang jika perekonomian keluarganya pada golongan menengah ke atas, aku salut dengan dia dan pantas saja jika banyak cewek cewek  yang berusaha untuk mendapatkannya. Dalam urusan sekolah kami saling memberikan semangat belajar satu sama lain. Detik detik menjelang dia ujian aku  memberikan semangat dan dukungan yang lebih kepadanya,dengan berharap agar aku bisa menjadi motivasi tersendiri bagi dia, dan berkali kali aku mengatakan kepadanya untuk tidak terlalu memperdulikan aku,karena “Belajar Adalah yang utama” untuknya.
            Akhirnya, yang ditunggu tunggupun telah tiba, dia mendapatkan nilai yang baik dalam ujiannya,sehingga dengan mudah dia diterima di Universitas yang sangat diinginkannya. Tentu,sebagai orang yang menyayanginya aku sangat bahagia dan merasa berhasil dalam memberikan motivasi kepadanya.
Suatu ketika dia harus meninggalkan aku untuk melanjutkan studynya di Universitas yang letaknya jauh di luar kota,aku merasa senang namun tetap ada perasaan kawatir ketika dia berada di sana ,tidak ada pilihan lain untuk mengikhlaskannya pergi, walaupun sakit rasanya namun aku menyadari inilah yang terbaik untuk masa depannya.
Beberapa bulan aku tidak dapat melihat wajahnya , rasa rindu yang begitu menusuk dada membuatku menangis tiap malam dengan memikirkannya. Kesepian bagitu terasa ketika dia tidak berada di sampingku. Sebelumnya aku tidak pernah seperti ini, paling lama satu minggu aku tidak bertemu dengan dia, sehingga hal ini menjadi pukulan yang berat untukku, dan aku yakin diapun juga berfikiran demikian.
Aku pun mulai berfikir untuk mencari laki laki lain yang bisa mendampingiku, entah darimana fikiran itu bearasal mungkin karena saat itu  aku merasa sangat kesepian, sehingga terlintas fikiran jelek itu. Walaupun aku berfikiran begitu, aku tidak akan pernah menghianati cinta ini, aku terlalu mencintainya bahkan jika diminta aku akan rela meninggalkan dia jika memang itulah yang terbaik untuk dirinya.
Liburan akhir sekolah pun tiba, kabar baikpun aku dapatkan karena aku bisa bertemu denga orang yang aku sayangi. Satu hari sebelum bertemu dengannya persiapan pun aku lakukan, mulai dari menyiapkan baju dan aksesoris yang akan aku pakai besok.
Keesokan harinya aku berangkat dengan hati yang sangat senang, tidak sabar rasanya melihat wajah orang yang sangat aku sayangi. Sesampainya di tempat kami mengadakan janji, ternyata dia belum datang,sampai akhirmya aku melihat dia berjalan menghampiriku dengan sesosok wanita cantik yang digandengnya. Saat itu yang terlintas difikiranku hanyalah perasaan senang namun ketika,RH (inisial untuknya)  menyapaku dan memperkenalkan wanita disebelahnya sebagai pacar yang akan ditunanginya rasa senang itu hilang seketika dan berganti dengan rasa tidak percaya dan sangat kecewa. “apa yang kamu katakan? ,,,, pasti itu hanyalah sebuah lelucon,iyakan?” sepontan kata-kata itu terceletuk dari bibirku, dan tanpa aku sadari ternyata air mata sudah mengalir deras dari mataku. Penjelasan demi penjelasan yang dia berikan sungguh membuatku semakin tidak mengerti kenapa dia tega melakukan ini padaku. Cewek itu adalah pilihan orang tuanya sebagai pendampingnya kelak. Lantas yang ada difikiranku, kenapa dia tidak mengatakannya dari awal ,dan malah membawa wanita ini bertemu denganku sekarang.
Sejenak aku terdiam dengan air mata yang deras mengalir, aku mengatakan kepadanya jika hal itu yang menjadi keputusannya maka hubungan ini cukuplah sampai disini. Dia menangis,memelukku dan berkata dia sangat mencintaiku,menyayangiku dan tak sanggup kahilangan aku, namun dia tidak bisa membantah perintah orang tuanya karena dia menyayangi orang tuanya lebih dari apapun. Saat itu aku mencoba berfikir dewasa, aku mencoba mengerti dengan semuwa keadaan dan situasi ini, akupun juga harus bisa melepasnya karena mungkin bukan aku yang terbaik untuknya. Ini semua bukan keinginan kami berdua, mungkin benar kata orang jika cinta tidak harus memiliki.
Sebenarnya saat itu aku sangat emosi, namun aku tidak bisa marah kepadanya karena dia terlalu aku sanyangi. Aku tidak sanggup berlama lama disana, cukup sudah aku melihat wajahnya dan mendengar semua kata kata yang memilukan. Aku katakan kepada gadis itu, untuk mencintai Rh setulusnya dan berjanji untuk tidak meninggalkannya.
Kata terakir yang aku ucapkan kepada rh adalah “selamat tinggal dan semoga bahagia selamanya”. Aku keluar dari tempat itu dengan tangisan, hatiku terasa sangat sakit, nafasku sesak dan akupun terkulai lemah sehingga tidak bisa meneruskan langkahku. Namun, aku berusaha bangkit dan mengendarai kendaraanku untuk segera pergi dari tempat itu.
Untunglah saat itu hari libur, sehingga aku bisa menyendiri dan tidak perlu bertemu dengan teman temanku, karena aku pasti akan diejek karena mataku yang bengkak (setelah menangis selama berhari hari). Tidak nafsu makan, pusing, tidak bersemangat, itulah yang aku rasakan saat itu. Aku mengabaikan semua yang menjadi tanggung jawabku hanya karena patah hati. Namun, memang begitu sakit semua ini,sepertinya aku membutuhkan waktu lama untuk menghilangkan kesedihanku ini.
Liburan itu menjadi libur yang paling kelam selama aku hidup, tidak aku sangka , aku akan kehilangan kak.Rh dengan cara yang  seperti itu. Beberapa bulan setelah kejadian itu hatiku masih tetap saja terasa sakit dan aku masih belum bisa melupakan dia. Namanya masih terukir indah didalam hatiku ini. Beberapa kali dia menghubungiku namun tidak pernah aku hiraukan karena aku takut akan labih sulit untuk melupakanya.
Walaupun banyak cowok yang mendekatiku, aku masih belum bisa menerima salah satu dari mereka. Karena cowok yang ada dalam fikiranku hanyalah rh seorang. Jadi aku memutuskan untuk fokus saja dengan sekolahku dan tidak memikirkan cowok untuk sementara ini.
Selain fokus dalam sekolah, aku juga mencari banyak kesibukan dengan harapan aku bisa melupakanya sedikit demi sdikit walaupun aku mengetahui itu sangat tidak mudah bagiku, karena terlalu banyak kenangan indah yang aku lalui bersamanya dan memang aku juga sangat menyayanginya jadi mustahil saja jika dalam waktu singkat aku bisa melupakannya.
            Sampai akhirnya aku tidak tahan dengan keadaan ini. Aku memutuskan untuk mencari laki laki yang bisa mengisi hatiku, dan ternyata hatiku tertambat pada seorang cowok yang tidak lain adalah sepupuku sendiri. Namanya adalah Toni, dia adalah keponakan dari ayahku, entah bagaimana ceritanya sehingga kami bisa saling menyukai dan rasa suka itu lebih dari rasa suka kepada saudara sehingga kami memutuskan untuk menjalin hubungan. Akupun sebenarnya merasa sangat berdosa karena telah menyukai saudaraku sendiri dan seringkali aku berfikir untuk menghentikan hubungan ini namun selalu urung niatku setelah mendengar penjelasan darinya bahwa saudara sepupu seperti kami tidak apa apa menjalani hubungan bahkan menikahpun tidak masalah.
            Sejak saat itu kami menjalani hubungan jarak jauh karena rumahnya memang dilain pulau sehingga membuat kami jarang bertemu, dan selama aku berpacaran dengannya selalu terfikir olehku “ apakah aku benar benar tulus menyukainya ataukah sampai sekarang aku hanya menjadikan dia sebagai pelarian cintaku”. Sehingga aku menjalani hubungan ini dengan penuh kebimbangan dan keraguan.
Beberapa waktu kami menjalani cerita cinta ini, tentunya dengan cara sembunyi sembunyi karena takut keluarga besar kami akan marah jika mengetahui ini. Untuk menutupi hubungan ini kami bersikap wajar ketika bertemu layaknya sepupu biasa.
Hubungan kami ini terjalin kira kira selama 4 bulan dan berakhir karena keputusan kami berdua yang tidak mungkin untuk terus membohongi orang tua karena masalah ini.
            Entah mengapa aku tidak merasakan kecewa ataupun sakit hati ketika berpisah dengannya, mungkinkah apa yang aku fikirkan selama ini benar jika aku tidak sungguh sungguh mencintainya. Namun aku bersyukur karena dengan berhhubungan dengan Toni telah membuat aku bisa sedikit melupakan k.rh.
            Belakangan setelah aku putus hubungan sebagai kekasih dengan Toni, aku mengetahui bahwa dia telah menduakan aku, namun anehnya aku tidak masalah degan hal itu aku malah bersyukur karena dia tidak akan merasa sedih karena hubungan kami berakhir, dan mungkin alasan Toni untuk memutuskan hubungan denganku yaitu karena dia sudah mempunyai cewek idaman lain.
            Kalu difikir fikir percintaanku kandas karena ada pihak yang ke-3. Sungguh malang nasipku, tapi syukurlah aku bisa melewati semua ini dengan baik walaupun harus bersusah payah.
            Satu tahun setelah kejadian kejadian itu,,,,aku sudah lulus SMA dan memasuki perguruan tinggi ternama di Jogjakarta. Di sana aku tinggal bersama tante dan omku dan hidup jauh dari kedua orang tuaku.selama satu tahun setelah putus dengan Toni aku tidak pernah lagi menjalin asmara dengan cowok lain, bukan karena tidak laku tapi karena aku ingin menikmati masa masa sendiri tanpa adanya laki laki dalam hatiku, kecuali Rh....hehehe
            Karena hampir 2 bulan aku teringat Rh kembali, mungkin ini yang disebut cinta monyet yang selalu dialami remaja seusiaku, bukan cinta sejati yang selama ini di cari cari banyak orang.
            Dua hari lagi liburan akan tiba, aku berencana untuk ikut kerumah temanku Rani di Surabaya sebelum aku pulang ke Mojokerto. Yah, hitung hitung refresing setelah ujian selesai.
             Hampir sampai di tempat tujuan, aku menanyakan nama daerahnya dan betapa terkejutnya aku ternyata nama daerahnya sama dengan nama tempat tinggal Rh. Namun, aku berfikir bahwa Surabaya itu luas jadi mungkin saja ada lebih dari satu nama daerah yang mempunyai nama yang sama. Setelah sampai di rumahnya aku di jamu dengan baik oleh keluarganya, mereka menyediakan tempat istirahat yang sangat nyaman bagiku sehingga malam harinya aku bisa tidur dengan sangat nyenyak.
            Pagi harinya aku pergi keluar rumah untuk menikmati udara segar yang masih belum terkena polusi Surabaya. Tiba tiba aku dikagetkan oleh sapaan laki laki yang ternyata itu adalah k.Rh. aku sangat terkejut dan salah tingkah ketika melihat wajahnya, rumah k.Rh di depan rumah Rani temanku. Karena kami sudah tidak pernah bertemu lagi jadi sangat banyak yang kami bicarakan pagi itu, sampai aku mengetahui bahwa k.rh tidak jadi bertunangan karena cewek yang dulu bersamanya meninggal dunia ketika kecelakaan satu tahun yang lalu ketika pulang dari menemuiku tempo hari.
            Sungguh sangat tragis menurutku, dan ada satu hal yang membuatku bahagia ternyata k.rh telah menyuruh Rani temanku untuk mengajakku kesini supaya dia bisa menjelaskan semua ini kepadaku dan memintaku untuk menjadi wanita spesial nya seperti kala itu.
            Aku menangis terharu mendengarnya dan tanpa basa basi lagi aku menerima cintanya karena memang aku masih sangat menyukainya ,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Hingga saat ini aku masih menjalani hubungan dengan K.Rh semoga ini bukan lagi cinta monyet yang pernah aku katakan ,,,,,





Nama   : Nur-Al Hanif
Kelas   : X_10/10

1 komentar:

  1. ehem..kaya baca fanfiction, cerpen, atau apalah... minat nulis cerita fiksi ga?

    BalasHapus

Halaman